Perjalananku dan keluarga ke pemandian air panas Sariater Subang Jawa Barat, bukan kuisi dengan merendam diri. Padahal sebenarnya itulah tujuannya. Air yang ada di Sariater ini merupakan air panas yang mengandung belerang, bagus untuk kesehatan kulit.

Padahal aku sudah siap membawa baju ganti, namun aku tidak turut merendam diri di air panas. Aku bersama jagoanku, tertarik dengan panahan. Akhirnya aku beranikan untuk belajar memanah. Ini merupakan kali pertama kami lakukan. Soalnya aku pernah dengar ceritanya Lina temanku di KGPBR (Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya) tentang asyiknya memanah. Selain itu karena ini salah satu dari olah raga yang disarankan Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ ، عَنْ أَبِيهِ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” عَلَيْكُمْ بِالرَّمْيِ ، فَإِنَّهُ خَيْرٌ لَعِبِكُمْ

“Dari Mush’ab bin Sa’ad, dari ayahnya (Sa’ad bin Abi Waqqash ra) berkata, Rasulullah SAW bersabda: "hendaknya kalian latihan menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian".(HR. Thabrani. Lihat Maktabah Syamilah, Al Mu'jam al Awsath, Juz. 2, hlm. 304, No. 2049).

Memanah sangat diperlukan, terlebih saat peperangan. Bahkan sampai Rasul memotivasinya dengan surga, karena panah salah satu sarana dalam jihad. Sebagaimana sabda Rasul

مَن بلغَ بسَهْمٍ في سبيلِ اللَّهِ ، فَهوَ لَهُ درجةٌ في الجنَّة فبلَّغتُ يومئذٍ ستَّةَ عشرَ سَهْمًا قالَ : وسَمِعْتُ رسولَ اللَّهِ يقولُ : مَن رمى بسَهْمٍ في سبيلِ اللَّهِ فَهوَ عدلُ محرَّرٍ

“Barangsiapa yang menembak satu panah yang mengenai musuh dalam jihad fii sabilillah, baginya satu derajat di surga. (Abu Najih As Sulami -perawi hadits- berkata) Dan panahku hari ini mengenai musuh sebanyak 16x. Aku juga mendengar Rasulullah bersabda: ‘Barangsiapa yang menembak satu panah dalam jihad fii sabiilillah setara dengan memerdekakan budak"(HR. An Nasa'i. Lihat Maktabah Syamilah, Sunan An Nasa'i, Juz. 6, hlm. 26, No. 3143).

Aku pesan busur 20 sebagai langkah awal memulai memanah. Kukatakan pada petugas yang ada, aku minta diajarkan terlebih dahulu. Wow, ternyata memanah ini, selain konsentrasi tingkat tinggi, diperlukan pula tenaga yang cukup untuk menarik tali bersama anak panah dengan kesimbangan yang cukup agar anak panah tidak lari atau bergeser. Belum lagi harus fokus membidik sasaran yang dituju. Rasa takut menghantui diri, namun paksakan diri untuk berani. Alhamdulillah, akhirnya mendarat jua anak panah ke tempat yang seharusnya, walau beberapa kali mendarat di luar objek (gambar kelinci), bahkan ada yang jatuh, tak sampai pada sasaran. Itu pun setelah panah diganti dengan yang lebih ringan, hehehe.

Pesan Rasulullah SAW terkait tentang olah raga memanah, memang tak dapat dilepaskan dari situasi dan kondisi saat itu, yaitu peperangan. Namun untuk kondisi hari ini, masih bisa relevan, hanya saja mungkin sudah lebih diatur oleh negara, seperti sekolah kedinasan. Namun masyarakat umum pun masih diberikan kesempatan untuk miliki kemampuan memanah. Karena ternyata manfaat memanah pun bisa diterapkan untuk kegiatan lainnya. Karena konsentrasi dan sabar merupakan kunci untuk raih sesuatu.

Sejatinya Pesan Rasul selalu Berikan Kebaikan

Salam Perindu Literasi