Skenario Allah Itu Indah (Lanjutan Cerpen Pak Edi: Apa Istimewanya Indri)
Peristiwa yang terjadi sebelum tidur, membuat Dina tak tahan untuk tidak mengungkapkannya kepada sang ibu. Kesempatan itu ia dapatkan ketika mereka sedang sarapan. "Bu, semalam Dina melihat Indri dijemput beberapa orang polisi. Trus ia diborgol tangannya. Dengan pengawalan ketat Indri digiring masuk ke mobil berjeruji besi milik korps kepolisian. Ada apa yah Bu?". Ungkapnya dengan nada heran pada ibunya. "Loh ibu pun gak tahu Din". Jawab ibu dengan nada tak kalah herannya. Lalu mereka melanjutkaan sarapan pagi, karena Dina harus masuk kantor sebagaimana biasa.
Sore hari ketika pulang dari kantor, Dina mendapat kabar dari beberapa warga yang sempat bertemu dengannya, bahwa penyebab ditangkapnya Indri karena melakukan tindak pidana yang dijerat dengan pasal 296 KUHP dan pasal 509 KUHP.
Pasal 296
Barang siapa yang mata pencahariannya atau kebiasaannya yaitu dengan sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiah.
Pasal 506
Barang siapa sebagai muncikari (souteneur) mengambil keuntungan dari pelacuran perempuan, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun.
Sontak hal itu membuat Dina ucapkan istighfar dan membuat hatinya semakin merasa bersalah. Teringatlah ia akan nasihat ibunda tercinta, malam saat sebelum kejadian penangkapan tersebut. "Dina, ada hal yang hanya Allah yang punya kewenangan tentang sesuatu, termasuk urusan jodoh. Jadi gak bagus melewati batasan kita sebagai makhluk pada Allah yang maha Mengatur". Dilanjutkan dengan kalimat.
"Dina, kamu harus berprasangka baik pada Allah. Karena Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Ketahuilah skenario Allah itu indah. Maka, kamu harus terima dengan ikhlas dan sabar apa yang Allah takdirkan. Tak ada guna menyimpan rasa iri di hati. Yang ada bikin pikiran terus melayang dan berprasangka buruk pada Allah". Begitu ucapan ibu panjang lebar, dengan harapan iri yang membelenggu diri anaknya dapat dibuang jauh jauh (ke laut aja, hehehe). Saat itu mendengar nasihat sang bunda, Dina hanya diam dengan pikiran melayang hampa, walau ia membenarkan dalam hati apa yang diungkapkan sang bunda.
Baru sekarang ia memahami apa yang diungkapkan sang bunda bahwa Allah selalu berikan yang terbaik pada hamba-Nya. Hanya saja Allah punya cara yang tak dapat diketahui seorang hamba.
Sesampainya di rumah, ia ungkapkan pada ibu tentang penyebab penangkapan Indri. " Din, betul khan kata ibu, Allah itu punya rencana yang terbaik untuk hamba-Nya. Sabar dan ikhlas itu kuncinya", ucap ibu sambil tersenyum penuh sayang pada anak tercintanya. Dina pun ucapkan terima kasih atas nasihat sang bunda terkait hal itu, ia pun ucapkan astagfirullah al adzim dan berdoa Ya Allah ampunkan hamba yang hina ini. Kini ia menyadari sepenuhnya bahwa tidak semua yang terlihat enak itu baik, namun semua yang Allah tetapkan itu yang terbaik.
Sejatinya Skenario Allah Itu Indah
Salam Perindu Literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Nah, ini dia pandangan pakar hukum yang dibalut ketakwaan tinggi. Bagus sekali, Bu Ropiah. Semoga selalu sehat dan sukses.
Alhamdulillah, mendapat apresiasi langsung dari penulis cerpennya, membuat saya amat bahagia. Terima kasih apresia dan kunjungannya Pak. Sedang belajar Pak.
Wah, virus pak Edi udah mulai menjalar.
Edisi belajar Pak. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Cerpennya renyah. Heeh
Hehehe, terima kasih Mas Padil dan barakallahu fiik
Cerpen lanjutan yang berbau pasal-pasal..ide ternyata datang dari mana saja ya Bund...inspiratif... Barakallah Binda Vivi..
Soalnya aku gak bisa buat cerpen Bund,yang terpikir yah pasal saja, hehehe. Terima kasih selalu sempatkan mampir dan barakallahu fiik
Ketika ahli hukum menulis cerpen, hasilnya cetarrr membahanaaa. Pasal-pasalnya jelas. Membuat hati Dina semakin yakin akan skenario Allah. Makanya Dina, jangan cari-cari pasal,...hehehe. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Deqquuu.
Waduh , itu mah edisi maksain diri. Mana ada orang hukum bisa bikin ceroen, hadeuh. Terima kasih selalu menyempatkan mampir. Teruntai doa untuk Kakakku tercinta agar tercurah rahmat Allah terlimpah untuk kesehatan Kakak dan barakallahu fiik
Wow, lanjutan cerpen yang mantul banget Bunda vivi. Barakallah
Terima kasih apresia dan kunjungannya Bunda. Barakallahu fiik
Waduh ..diriku ketinggalan berita nih...Ternyata ada cerpen ala pakar hukum yah...Mantap Bunda Pipi...Asyik2...Salam sehat dan bahagia...Barakallah Bun...
Edisi belajar Budhe, hehehe. Terima kasih selalu menyempatkan mampir dan barakallahu fiik
Mksh bunda sudah mengingatkan saya akan masalah masalah yang sedang saya hadapi. Alloh maha segalanya mudah''an kita selalu di beri kesabaran. Dan yakin skenario Alloh itu indah untuk kita.
Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Allah tahu apa yanh terbaik untuk makhluknya dan sungguh skenario Allah itu lebih indah
Memang skenario Allah itu susah di tebak, kita sebagai hambanya belajar untuk bersabar dalam segala cobaan.#subhanallah
Sabar dan ikhlas kuncinya. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Warbiasa mbu..barakallah
Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik