Ada Apa dengan Guru
Belum habis persoalan guru di tanah air, bangsa ini sudah dihadapkan dengan persoalan guru impor. Guru yang diharapkan dapat ciptakan iklim pendidikan lebih baik. Namun haruskah melakukan hal itu???
Di saat para guru perjuangkan haknya, karena honor yang didapat seringkali tak mampu menutupi biaya hidup yang harus ditanggungnya. Di saat guru berjibaku dengan seabrek kompentensi diri, haruskah pula bersaing dengan guru impor.
Bukankah sistem pendidikan yang diterapkan berusaha menuju yang terbaik, dengan ciptakan perubahan kurikulum dan dengan dampak yang tak sedikit terhadap jalannya pendidikan di tanah air.
Di saat para generasi muda sudah mau mencintai profesi guru yang pada awalnya merupakan profesi yang tak ramai digeluti anak bangsa. Di saat program pemerintah di sektor pendidikan berusaha ciptakan 5000 doktor. Di saat wajib pendidikan digalakkan untuk anak bangsa. Di saat rasa nasionalisme ditumbuhkan dalam jiwa bangsa. Mengapa harus lakukan impor guru???.
Bagaimana dengan penanaman karakter bangsa, yang notabenenya merupakan ciri khas dari kurtilas. Bagaimana rasa cinta tanah air dapat tertanam, bila sang gurunya saja bukan pribumi, konon lagi harus mencintai Indonesia.
Belum lagi terkait lembaga pendidik yang menciptakan para calon pendidik yang setiap tahun dapat meluluskan ratusan bahkan ribuan sarjana pendidikan. Bagaimana mereka dihadapkan dengan guru impor, padahal di dalam negeri sendiri persaingan antara guru begitu lekat terjadi.
Belum lagi terkait honor yang akan didapat oleh seorang guru, termasuk guru impor. Adakah guru impor siap mendapat honor 300 ribu, sebagaimana masih banyak guru tanah air yang mendapatkan honor sebesar itu, konon turunnya pun tidak tiap bulan.
Miris memang, di saat guru tanah air berjuang untuk meningkatkan penghasilan yang sedikit layak di satu sisi, ternyata pemerintah di sisi lain, mengeluarkan dana untuk sekadar menerjemah guru impor. Ironi bila sistem pendidikan berjibaku munculkan karakter bangsa, ternyata para pengajarnya dari orang asing yang belum tentu paham karakter bangsa Indonesia. Nonjok memang di saat ajakan untuk cinta produk sendiri, harus memasukkan guru dari orang asing.
Sejatinya Mengambil Kebijakan harus Berlandaskan Sikap Bijak
Salam Perindu Literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dilema seperti dua sisi mata uang. Perlu pertimbangan dan kebijakan dengan keputusan yang sangat bijak pastinya. Paparan yang sangat keren dan mampu bikin geregetan buat pembaca, khususnya aku. BRAVO
Benar sekali kembaranku. Terima kasih selalu menyempatkan mampir dan barakallahu fiik
jika guru juga harus impor, apalagi yang tersisa untuk bangsa ini ? benar-benar miris ! Pendidikan itu hal yang sangat mendasar dalam membentuk karakter anak bangsa dan penanaman nilai-nilai nasionalisme, saya setuju dengan bu vivi, apa jadinya bila anak-anak di didik oleh guru impor yang mereka tidak pernah tau tentang nilai-nilai bangsa indonesia dan tidak memiliki jiwa nasionalis.
Benar sekali Bunda Kesih, benar benar miris yah. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
luar biasa tulisannya. Kalau berbicara masalah guru impor memang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak? Masalah tentang tenaga kependidikan yang berada di sistem pendidikan belum selesai, apalagi ditambah guru impor yang datang dengan kemampuan kompetensi yang dimilikinya belum tentu sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia
Yap, benar sekali Bu Dewi, semoga ada kebijakan terbaik. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Semoga hanya sebatas wacana mengingat guru di dalam negeri jumlahnya masih melimpah dan banyak yang belum tertampung di dunia kerja. Barokalloh Bu Vivi
Semoga demikian, amin Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Sangat memprihatinkan. Satu sisi, betapa banyak program untuk meningkatkan SDM melalui Pendidikan Digital, kemudian guru sangat antusias untuk mengembangkan diri melalui program ini. Satu sisi, pemerintah malah memiliki wacana untuk mendatangkan guru dari luar. Bu Vivi, tulisan kali ini membuat hati makin greget.
Terima kasih selalu mengapresiasi dan memotivasi. Terima kasih pula tak bosan mengunjungiku dan barakallahu fiik
Tulisan yang luar biasa, miris..
Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Tulisan yang luar biasa, miris..
Selalu ada tulisan keren dari Bunda satu ini
Terima kasih apresiasi dan kunjungannya. Barakallahu fiik
Bagaimana mungkin harus mengeluarkan kebijakkan seperti itu, di tanah air pun sudah banyak sarjana-sarjana terdidik yang siap berjibaku untuk menjadi seorang guru, semoga guru-guru diberi kekuatan dan kesabaran yang lebih oleh Allah. Sukses terus dan sehal selalu bunda, barakallah fiik
Benar sekali. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Ya allah, sedih bgt dengernya apa yg mereka rencanakan, tanpa mereka rasakan apa yg guru honor rasakan ktika ada berita seperti itu, smoga kbijakan dan rencana Allah slalu berikan yang trbaik aamiin #subhanallah
Amin, semoga ada kebijakan terbaik. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
sungguh ironis bangsa ini,,padahala bnyak sekali guru di Indonesia memiliki kecerdasan yg sangat luar biasa,,di imbangi dengan spritual yg energik,,haruskah kita melakukan impor guru,,sedangkan guru^ di Indonesia juga tidak di hiraukan #Alhamdulilah...
Benar benar ironis. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Sangat memprihatinkan sekali....
Miris sekali pejabat - pejabat negeri ini #subhanallah
sy membaca karya bu Doktor , ikut berfikir gmn ya solusinya ?? sungguh mantul bunda sy kagum dgn karya2 bunda sangat menakjubkan hhhhhmmm kerrrrrnnn bwngt
Hal itu karena Bunda memiliki rasa sebagai guru dan bangsa yang cinta tanah air. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Wacana pengimpor guru, menurut sebuah sumber adalah untuk instruktur, trainer of trainning (TOT), dan sejenisnya. Tulisan yang bagus sebagai bahsn perwnungan bagi guru.
Memang benar Bunda, namun hal itu nonjok banget buat guru. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Tulisan yang menggugah nadionalisme guru. Bagus Bunda
Mengimport guru,dari hati yang paling dalam saya tidak setuju. Bagaimana dengan nasib kawan2 guru honor....apakah mereka hanya sebagai penonton di negeri sendiri. Para pengambil kebijakan tolong pertimbangkan nasib anak bangsa kita.
Setuju Pak, harus dikaji ulang kebijakannya. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Memprihatinkan ya..bacanya,super..
Benar Bunda. Terima kasih sudah mampir dan barakallahu fiik
Tulbetulbetul..top deh
Terima kasih apresiasi dan kunjungannya. Barakallahu fiik