Sebenarnya terkait kata "di" sudah banyak dibahas dalam artikel yang ditulis oleh beberapa gurusianer. Salah satunya oleh Pak Edi, sang penulis populer. Namun tidak ada salahnya aku membahas kembali terkait penulisan yang benar.

Kata "di" ditulis terpisah bila menghadapi kata benda. Contoh di rumah, di tanah, dan di kamar Rumah, tanah dan kamar merupakan kata benda, hingga kata "di" tersebut harus ditulis terpisah.

Kata "di" ditulis terangkai bila menghadapi kata kerja. Contoh ditulis, dibuat, dan diberi . Kata tulis, buat dan beri merupakan kata kerja, hingga penulisan kata "di" yang benar adalah dirangkai.

Selain itu, "di" ditulis dirangkai atau dipisah dapat pula diketahui dari bentuknya. Ketika "di" merupakan kata depan, maka ditulis terpisah, karena ia merupakan bentuk kata, hingga dapat berdiri sendiri. Contoh di Jakarta. Sedangkan ketika "di" merupakan awalan atau imbuhan, maka ditulis terangkai. Sebagai awalan "di" bukan merupakan kata, karenanya ia tidak dapat berdiri sendiri, hingga harus dirangkai dengan kata dasarnya. Contoh dibaca, didengar, dan dilihat.

Ada satu trik untuk mengetahui "di" ditulis terangkai atau terpisah. Trik tersebut dengan cara mengganti "di" dengan "me,". Ketika "di" diganti dengan "me" terasa janggal saat dibaca, maka "di" ditulis terangkai. Contoh dilihat menjadi melihat. Kata melihat merupakan kata yang enak atau tidak janggal saat dibaca, berarti "di" pada kata dilihat harus dirangkai.

Sedangkan ketika "di" diganti "me" terasa janggal saat dibaca, maka "di" harus ditulis terpisah. Contoh di Jakarta, menjadi mejakarta. Kalimat tersebut terasa janggal diucapkan, maka "di" harus ditulis terpisah.

Sejatinya Memahami Penulisan yang Benar bagi Penulis Merupakan Keniscayaan

Salam Perindu Literasi