Baru sekitar satu minggu ini, aku mengenal Ramaditya, biasa dipanggil Mas Rama. Beliau termasuk anggota dari salah satu group yang kumiliki, yaitu group Konsultasi KGPBR (Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya). Awal mula perkenalan via WA, beliau mengirim cerita anak. Ceritanya asyik, seru, betapa ia dapat dengan bebas menceritakan tentang peri eror bernama Wahita dalam dunia khayal tentunya. Langsung saja pikiranku melayang, bahwa ia pasti seseorang yang memiliki daya khayal tingkat dewa. Ketertarikanku itu karena di sela cerita khayalnya tersebut, ia masukkan pesan religi, tentu pesan moral ada juga. Hal ini yang membuatku semakin tertarik. Siapa sih Mas Rama ini. Sampai suatu ketika, ia mengirim tulisan dengan judul "Ayah Adalah Cahayaku". Tulisan tersebut, sontak membuatku meneteskan air mata. Tulisan tersebut bercerita tentang kelahiran beliau, yang ternyata tetap diterima dengan penuh sukacita oleh orang tuanya.

Aku tak percaya begitu saja, bila beliau tunanetra. Kutanyakan tentang kondisi Laki-laki hebat itu pada temanku. Ups ternyata benar adanya demikian, Mas Rama tunanetra. Subhanallah, itu yang terucap dari bibirku.

Rasa penasaranku semakin menjadi. Pasalnya Mas Rama, dapat menjawab WA yang disampaikan padanya, padahal di WA group. Ini khan hal yang mustahil. Jangankan di WA group, WA pribadi pun sulit, bagaimana seorang tunanetra dapat mengetahui tulisan yang tertera di layar hp, konon lagi, beliau membalasnya sebagaimana orang normal (baca dapat melihat, dibalas yang ditunjukkan kepada orang yang bertanya).

Hari ini, aku mendapat kiriman video tentang laki-laki berputra satu ini, yaitu video wawancara terkait buku yang ditulisnya. Jleb... Ada hentakkan yang amat dahsyat masuk dalam sanubari. Hatiku tertonjok tepat di jantung ini, namun subhanallah, amazing, luar biasa terucap dari bibirku, sebagai bentuk kekaguman luar biasa. Bagaimana bisa, seorang tunanetra menulis buku. Subhanallah, walhamdulillah wala ilahaillahu wallahu akbar. Hanya itu yang keluar dari mulutku.

Oh... Ternyata Mas Rama pandai IT, pantas saja ia mampu membuat gambar dari cerita peri yang dibuatnya. Ups... Tapi bagaimana bisa laki-laki penyayang ini (beliau dapat lakukan mengurus buah hatinya), hingga menciptakan buku, membalas WA dan lain-lain. Beliau menyadari kelemahannya, hingga akhirnya mampu ciptakan suara yang dapat keluar pada laptop dan hpnya. Jadi di laptop dan hp yang dimilikinya di program pembaca layar, hingga keluar suara yang dapat ditangkap olehnya. Jleb... Gubrak... Makin dalam hatiku tertonjok dan mampu membuat diri ini terkulai. Pasalnya aku yang normal dan sempurna ini tak pandai dalam IT.

Mas Rama sudah memiliki karya berbentuk buku, yang ditulis dengan hurup biasa dan juga dengan hurup braille. Luar biasa. Bagaimana seorang yang tak dapat melihat, namun menghasilkan buku. Bahkan bukunya ini, tidak hanya dalam bentuk tulisan, namun juga dalam bentuk suara. Hal ini diperuntukkan bagi orang yang memang tak dapat melihat dan juga yang malas melihat (membaca). Sudah 5 buku yang dihasilkan, buku ke-6 dalam proses akhir. Wow amazing...

Bagaimana sahabat gurusianer, adakah yang tak tertonjok????

Sejatinya Allah Limpahkan Kelebihan Dibalik Kelemahan

Salam Perindu Literasi