Setiap tahun, orang menunggu dan merayakan tahun baru dengan berbagai cara dan mengisinya dengan berbagai acara. Berapa banyak sudah biaya dikeluarkan. Berapa banyak waktu terbuang dengan percuma. Berapa banyak tenaga terkuras.

Sekarang, setelah Allah ingatkan dengan tsunami melanda. Setelah Allah hentakkan dengan banyaknya nyawa melayang. Setelah Allah getarkan dengan banyaknya gedung runtuh. Akankah diri tersadar, akankah jiwa tergetar, akan hati tersentuh, akankah pikiran terhentak. Untuk segera menuju kembali pada Sang Maha Pengatur. Untuk segera mendekat kepada Sang Maha Pencipta.

Tahun baru akan menjadi spesial bila mengisi malam dengan lakukan komunikasi di 1/3 malam, bukan pada jam 12 malam. Tahun baru akan menjadi hebat bila dapat menunggu detik-detik berkumandang azan subuh dan berjama'ah, bukan menunggu pergantian tahun. Tahun baru akan menjadi super bila bangun lebih awal (subuh), bukan dengan begadang dan tidur pagi. Tahun baru aku menjadi kebahagian luar biasa bila dapat lakukan sedekah, bukan dengan menghamburkan uang. Tahun baru akan menjadi sesuatu yang luar biasa, bila dapat panjatkan doa saat Allah turun ke langit bumi, bukan harapkan asa pada saat kembang api bersinar.

Sejatinya Mengisi Tahun Baru dengan Bermunajat Pada-Nya Merupakan Keniscayaan.

Salam Perindu Literasi